|
|||||
Kategori
Produk Best Seller
Rp. 4.450.000
Rp. 4.500.000
Rp. 1.900.000
Rp. 2.050.000
Statistik User
Cari Produk
Share
Bahasa
Kamis, 22 September 2011 - 04:54:34 WIB
AIR SOFT GUN TIDAK SEKEDAR BERMAIN PERANG-PERANGAN Diposting oleh : - Dibaca: 7954 kali Berlari, berjinjit, berguling-guling dan bertiarap sambil
menembakkan peluru ke arah musuh, sangat menyenangkan. Apalagi para
pemainnya berseragam loreng tentara, berikut atribut militer lainnya.
Ah, gagah nian rasanya. Fun dan seru! Tentu saja. Mungkin benar kata orang, masa kanak-kanak tak akan pernah mati dalam diri kita. Kalau dulu, bermain perang-perangan dengan senapan dari tangkai daun pisang atau sebilah bambu. Wajah pun dicoreng dengan arang atau topi dan baju dibuat dari kertas koran. Kini, teknologi memungkinkan kita mengganti tangkai daun pisang dan bambu dengan senapan yang sangat mirip senjata sebenarnya. Airsoft game adalah salah satu buktinya. Sesungguhnya airsoft gun tak sekadar permainan perang-perangan yang menjanjikan ketegangan. Di balik permainan ini tersembunyi pesan-pesan tertentu yang dapat menjadi bekal yang kuat dalam membangun tim solid pada sebuah organisasi. "Permainan ini tak sekadar hiburan atau menghilangkan stres, tapi mengandung banyak sekali filosofi untuk diresapi," demikian alasan Aulia Andri, salah satu penggemar permainan ini. Bagi Andri, selain melatih kebersamaan, permainan airsoft juga menempah kejujuran dan sportivitas bagi pemainnya. "Beda dengan paintball, di airsoft game kita sulit melihat lawan kita terkena peluru atau tidak. Maka, sebelum dimulai, seluruh pemain berkomitmen untuk jujur dan sportif," ujar pria berkacamata ini. Hal senada juga diungkapkan Dinda Jouhana. Menurut cewek alumni USU ini, permainan airsoft gun cukup seru, karena senjatanya lebih mirip dengan aslinya. Selain itu, permainan ini juga dapat dimainkan berapa orang pun, tanpa mengurangi keseruannya. Lagi pula, kata cewek berkacamata ini, permainan perang-perangan bisa dimainkan di mana saja tidak perlu arena khusus seperti paint ball. "Aku pernah bermain di kampus, di rumah, atau gedung kosong juga bisa," ucap cewek bertubuh kurus ini. Ia juga sepakat kalau airsoft gun tak sekadar permainan yang menjanjikan keseriusan saja. "Terus terang , aku sukanya permainan ini, karena melatih sportivitas dan kejujuran. Kalo paintball kan kalo kena tembak ketahuan. Tapi kalo airsoft gun, gak ada bekasnya. Karena pelurunya cuma segede telor cicak. Jadi kalo kena kita harus legowo untuk meninggalkan arena pertempuran," sebut perempuan berbadan kurus ini. Karena memiliki banyak manfaat, itu pula Andri begitu menggandrungi permainan yang sudah menggeliat di sejumlah kota-kota di Indonesia sejak dua tahun terakhir. Ketertarikan dosen pascasarjana UMSU ini terhadap airsoft gun tak terlepas dari hobinya bermain perang-perangan. "Perang itu identik dengan strategi. Pada situasi seperti ini yang dibutuhkan adalah ketelitian, perhitungan yang cermat dan perencanaan yang matang. Ini yang membuat permainan begitu menantang," sebut pria berkacamata minus ini. Apalagi, jelasnya, skenario dari permainan ini bisa berganti-ganti. Mulai dari perang gerilya, perang kota atau skenario untuk menyelamatkan sandera. "Setiap skenario memiliki strategi sendiri. Apabila strategi yang kita ambil itu berhasil diterapkan tentu mendatangkan kepuasan tersendiri," aku ayah dua anak ini. Koleksi Andri rupanya tak sekadar menyenangi permainannya saja. Ia juga kolektor dari replika senjata airsoft. Setidaknya kini ia mengoleksi tiga jenis, yaitu senjata laras panjang tipe Cyma 285 seri AK 47 dan Eg716 seri G3. Sementara, satu lagi jenis pistol Bareta. Katanya, muncul kepuasan lain setelah memiliki replika senjata-senjata tersebut. Pengenalan dirinya terhadap permainan ala perang-perangan ini lewat dunia maya lima tahun silam. Ketika itu ia masih bekerja sebagai wartawan di Jakarta. Namun untuk langsung menggeluti atau memiliki senjata airsoft masih belum kesampaian. "Di awal-awal kemunculannya tahun 2002, airsoft gun memang masih sangat mahal. Arena permainannya pun masih terbatas. Dengan profesi saya sebagai wartawan tak mungkin bisa menyalurkannya. Konon lagi untuk membeli senjata yang harganya juta-jutaan," akunya. Berselang tiga tahun kemudian, tepatnya di tahun 2005 penantian panjang untuk menyalurkan hobi itu akhirnya kesampaian. Ini seiring dengan menjamurnya toko-toko penjual senjata airsoft buatan RRC atau pun Taiwan di Jakarta. "Tahun itu juga, berbagai varian airsoft gun mulai beragam. Karena sejumlah perlengkapan airsoft produk RRC mulai membanjiri pasar," akunya. Karena pilihan senjata airsoft menjadi banyak, otomatis harganya pun relatif murah. Secara bertahap ia mulai mengoleksinya. Misalnya, senjata seri AK 47 ia beli seharga Rp 950 ribu. Sementara seri G3, senjata yang mirip dipakai pasukan khusus Inggris dibelinya dengan harga Rp 1,1 juta. Untuk pistol Bareta ia dapat dengan harga Rp 500 ribu. Ada cerita unik dibalik senjata koleksinya itu. Ini terjadi ketika ia berada di bandara udara Soekarno Hatta saat hendak kembali ke Medan. "Saya sempat diinterogasi petugas bandara, karena membawa replika senjata-senjata itu. Lumayan lama juga saya menjelaskan kalau itu adalah bukan senjata sungguhan," sebutnya. Sayang sejak kembali ke Medan ia tak lagi dapat bermain perang-perangan seperti di Jakarta. "Saya sebenarnya yakin di Medan banyak yang hobi airsoft gun. Tapi saya memiliki keterbatasan informasi dan tak punya teman untuk menyalurkan hobi ini," akunya. Sebagai pelarian, terpaksalah ia menyalurkannya dengan berlatih menembak di halaman rumah dengan menggunakan shotting target. "Sebenarnya melihat koleksi senjata saya dalam keadaan baik saja sudah senang. Ada kepuasan tersendiri mengutak-atiknya dan merawatnya," ujar Andri mengakhiri perbincangan Sharing TerkaitOrder
: 085647475151 / 087835462168 085647475151 / 087835462168 : hnugroho71@gmail.com Rekening Bank
No. Rek. 138-00-0649554-8 a.n Hary Nugroho No. Rek. 394-02-08105 a.n Hary Nugroho Expedisi
Link |
|||||
|